Mencari partner bisnis yang tepat merupakan salah satu tantangan dalam menjalankan bisnis. Banyak kasus yang usia bisnisnya tidak memilki jenjang lama karena perbedaan prinsip dalam menjalankan bisnis
Ketika bisnis dijalankan bersama pasangan atau yang diistilahkan coupleprenuer. Kendala tersebut dapat diminimalisir karena keduanya sudah saling memahami karakter satu dan lainnya.
INI DIA KUNCI AKUR COUPLEPRENEUR YANG GAK BANYAK ORANG SADARI
12 tahun menjalani CouplePreneur, berapa kali ribut gegara bisnis? Gak kehitung, seriiiiiing…. ? Tapi berbuah manis, asli maniiiis banget. Malam 30 Ramadhan 1441 jadi titik pencerahan kami. Ini yang mau aku bagikan ke Mak.
Siapa yang kala itu, waktu pacaran (jaman jahiliah hihihiii…) seneng sama seseorang yang karena merasa BANYAK KESAMAAN. Hobi sama, nyaman. Pandangan hidup sama, nyaman. Suka film yang sama, nyaman. Style pakaian sama, nyaman. Baca buku yang sama, nyaman. Cara menghabiskan akhir pekannya sama, nyaman.
Bagi sebagian lelaki, “pura-pura sama” adalah senjata mereka untuk bikin perempuan “nyaman”. Coba tanya suamimu sekarang Mak wakakaaa…
Dan jujur, akupun dulu pernah “pura-pura sama” dengan memaksa diri. Baca koran lebih banyak, memahami dunia politik, yang aslinya bikin enek. Karena demi “sama” dengan pacarku kala itu ahahahaa…
Cara tersebut berhasil bagi sebagian orang untuk bisa pada akhirnya membawa pacarnya ke jenjang pernikahan. Yang pada waktunya, semua akan tersingkap. Setajam silet!!
Kenapa lo waktu pacaran rela bela-belaain untuk tampak berjuang nyamain pasangan. Tapi setelah menikah, gak sedrama dulu perjuangannya untuk bisa seirama. Why.. why…
Sebab bohong gak akan kuat berkepanjangan Mak ? “pura-pura sama” itu melelahkan. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 4 pekan sebulan, 12 bulan setahun.. gak akan sanggup.
Ketika pacaran nyarinya “persamaan”, dan ini gak akan berhasil dalam pernikahan. Justru sekarang waktunya buka-bukaan “perbedaan”. Jangan takut merasa jelek di hadapan pasangan, jangan takut merasa rendah, jangan takut dibilang aneh.
Tapi ada beberapa kesepakatan dulu:
Visi keluarga cuma boleh 1 yaitu surga. Yang bikin rumah tangga goyah karena tiap orang punya visi yang beda-beda. Suami pengen A, istri pengen B, anak pengen C. Gak jelas ini mau kemana, akhirnya gampang untuk pisah.
Berani mengungkapkan kelemahan diri dan siap menerima kelemahan pasangan. Gak usah sok tangguh, ngomong aja kalo gak bisa. Justru pasangan akan memahami itu dan siap menopangnya. Dan gak boleh iri dengan rumput tetangga.
Jangan paksa gajah terbang. Percuma, bikin sakit hati aja, gak usah maksa yang memang bukan kemampuan pasangan.
Dont give up on me. Mungkin orang tuanya sudah pernah menyerah mendidik dia. Mungkin lingkungannya yang meremehkan dia, gak yakin dia akan jadi orang yang lebih baik. Lalu kalo bukan sang pasangan yang percaya dia akan jadi lebih baik, ya siapa lagi.
Hidup ini bagai puzzle, Allah ngasih petunjuknya kadang sepotong-sepotong. Eh apa mungkin semuanya udah Allah kasih, cuma hati kita yang keras gak bisa baca petunjukNya.
4 point itu yang akhirnya lengkap pada malam 30 Ramadhan. Ya pada malam itu Allah kasih “point 2” bikin berderai air mata berdua, kami anggap ini hadiah terindah. Dengan Allah lembutkan hati kami, saling jujur-jujuran. Makin tau kelemahan pasangan justru malah makin sayang loh. Jadi makin saling melindungi, menjaga, mensupport.
Penerapannya seperti apa dalam urusan bisnis?
Jangan maksa kalo suami memang bukan di bidang pemasaran misalnya. “Itu loh kaya suaminya si Mak A, suaminya yang pegang Ads, jualannya jadi laris banget. Kamu kaya gitu donk” Plis jangan lakukan ini lagi. Jangan paksa gajah terbang. Cuma bikin ribut doank, gak ada ujungnya.
Kami meyakini, ketika suami lemah di bidang A, Allah takdirkan istri yang kuat di bidang A tersebut. Begitu juga sebaliknya. Atau jika memang tidak keduanya, maka waktunya gunakan pihak ke 3 yaitu karyawan atau bayar jasa freelance untuk mengerjakannya.
Gak ada orang yang tanpa “keahlian”. Jika dirasa pasangan kita belum tampak keahliannya, hanya butuh sarana dan waktu kok untuk dipoles. Ingat point 4 “Dont Give Up On Me”.
Tidak ada AKU, hanya ada KITA. Jadi kalo bisnis sukses, bukan menepuk dada sendiri. Tapi saling menepuk dada pasangan. Ini gara-gara kamu doainnya kenceng banget, jadi rejekinya deres alhamdulillah. Ini karena kamu pinter ngaturnya, alhamdulillah bisnis bisa bangkit. Enak kan suasana rumah kaya gitu…
Kasih ruang kalo pasangan lagi mumet. Bantu pegang urusan yang lain, terutama anak dan rumah. Jangan bebankan ke pasangan yang lagi rendah tingkat kewarasannya.
Salah satu, gak boleh keluar rumah jika lagi ribut. Mending pergi berdua untuk refreshing tanpa bahas bisnis.
Jangan tidur sebelum saling memaafkan.
Mak kenal Dasim?
Dasim itu bala tentara iblis yang memiliki tugas secara khusus untuk merusak hubungan rumah tangga seseorang. Dasim ini menggoda dan mengarahkan setiap pasangan untuk berdebat, memancing emosi.
Ada saja alasan-alasan kecil yang dapat memancing perdebatan seakan hal tersebut merupakan perkara yang besar. Ia akan membisikan kecurigaan, menyulut emosi, dan tujuan akhirnya adalah membuat pasangan bercerai.
Jangan sampe urusan bisnis, bikin Si Dasim girang karena kita sering ribut sama suami. Dia yang akan ketawa girang. Kita tiap hari meriang.
4 point di atas yang menjadi kesepatakan kami untuk bisa bertahan CouplePreneur. Dan untuk sampai di titik ini, entah sudah berapa banyak air mata. Kaya naik RollerCoaster. Tapi semua berbuah manis, alhamdulillah izin Allah.
Aku harap rumah tangga Mak yang CouplePreneur juga akan menggapai buah manisnya, tapi jangan pake nunggu lama ya. Karena hidup adalah hari ini, sebab besok belum tentu ada. Jangan tunda bahagia bersama pasangan halalmu, karena itu berkah. Aku doain 2020 ini tahun terbaik Mak dan pasangan aamiin…
Kalo aku bahas dalam bentuk buku, biar kupas tuntas lebih dalam lagi mengenai CouplePreneur, ada yang mau gak ya?
Salam Sukses CouplePreneur Indonesia
Dwiputro Adiprabowo “Kepala Sekolah SAO”
IG @sekolahadminonline.id
Muri Handayani “Kepala Sekolah SBO”
IG @sekolahbisnisonline.id
Bahagia Dunia Akhirat aamiin –
Boleh SHARE, sebab kemakmuran suatu negara, berawal dari rumah tangga yang bahagia.